0

RINDU





Untuk sebuah kisah lama.
Aku tersenyum, tersenyum sekali lagi. Mengingat-ngingat semua yang sudah tinggal lalu.
Aku menoleh lagi ke belakang, hampa. Tiada sosok dia lagi. Akupun diam, lalu menunduk.
''dimana dia sekarang?'' kataku lirih.
Tak ada jawaban. Lalu, aku berkata lagi. ''kamu, dimana kamu sekarang?''
masih tidak ada jawaban. Aku semakin tersentak diam.
''kemana kamu?'' ulangku sekali lagi.
Masih sama, hanya diam yang ada.

Aku terduduk lemas, mencari-cari sandaran yang dulu masih bisa aku sandarkan.
Aku lemah, aku lelah, dan aku rapuh.
Aku menundukkan kepala ku lalu terisak tangis dalam hatiku.
Aku seperti terduduk dalam sebuah ruangan kosong yang hanya berisi banyangan-banyangan lalu. Ini menyakitkan sekali.
Dengan cepat aku bangkit, lalu mencoba berlari-lari.
''tidak, aku tidak bisa.'' ucabku tegas.
''Aku tidak bisa menghilangkan bayangan itu.''
''kamu masih hidup di sini.'' aku menunjuk hatiku.
''bahkan jauh setelah kita berpisah, kamu tetap ada.'' aku terisak lagi. Lalu berhenti pada sebuah tembok. Aku menyandarkan tubuhku yang lemah ini.
''dimana kamu sekarang?'' tanyaku lagi.
''aku teramat tersiksa dengan rasa ini.'' jelasku.
Namun masih sama, tak ada jawaban. Aku tersenyum lirih. ''aku teringat dulu, teringat kamu yang begitu indah.''

perlahan, aku merosotkan tubuhku kebawah dengan bersandar tembok.
Aku menutup wajahku dan memejamkan mata. Semua masih sama, yang aku lakukan ini masih sama. Aku seolah ada disebuah bioskop besar yang sedang memutar kisah lama, kisah kita. Akupun menjerit lantang. ''perasaan apa ini? Ini apa?''
diam masih menemaniku, aku seakan berteman dengan diam.
Masih diam. Hening...

''rindu.'' kataku lirih.
''aku merindukanmu?''
''aku ingin bertemu denganmu?''
''yah itu rasanya, itu perasaan yang aku rasa.''

lama, aku memendam ini, tersiksa dengan campuran-campuran kisah yang sudah lama rapuh. Lama aku menyimpan ini bersama dengan diam yang aku anggap dia teman.
Lama sekali aku berusaha untuk kuat menahan rindu yang sudah menggebu-gebu dalam jiwa.
Lalu, dimana jawaban atas apa yang aku rasakan selama ini.
Tidak. Tidak ada jawaban apapun. Aku masih tetap merasakan itu. Sama, rasa itu masih sama bahkan setelah aku mengetahuinya, aku baru memahami bahwa ini rindu.

Sebuah perasaan lama, yang terkadang muncul bahkan menghantuiku seketika dalam waktu yang lama.
Sebuah kisah lama, yang hanya berputar tentang itu.
Aku begitu mencintai kisah itu, mencintai rasa itu, mencintai cinta.

Aku terenyak diam, lalu bangkit dari dudukku.
Pandangku lurus berpaku pada dinding dihadapku. Terlihat jelas wajahmu disitu. Aku menangis, kali ini tangisku meneteskan air mata.
''Bagaimana bisa aku mengungkapkan ini padamu?''
''bagaimana bisa aku berpur-pura tegar dengan rasa yang begitu menyiksa ini?''
''aku bilang, aku merindukanmu!'' namun, dengan aku ucapkan jelas kata itu, kamupun tidak langsung akan hadir lagi kan? Tidak. Ya tidak.

Aku berjalan prlahan membelakangi dinding yang terlukis jelas wajahnya. Dalam hati aku berkata ''iya. Ini benar adanya. Aku merindukanmu. Sangat.''

satu hal yang kini aku tahu, ketika semua tiada pernah bisa kembali. Hanya rindulah yang berperan disini. Karena rindu adalah cara kita menyatakan perasaan sayang kepada yang terdahulu.

Aku tersenyum. Karna ternyata hatiku dapat memberi jawaban atas ini. Aku berjalan dengan pasti. Dengan membiarkan perasaan rindu ini tetap tinggal dihati. Dengan membiarkan perasaan cinta ini tetap tinggal disini.
Merindukanmu, mencintaimu yang kaupun tak pernah yakin dengan cara diam seperti ini. Tanpa senyum dan tanpa sapa. Aku ikhlas membiarkanmu tetap tinggal disudut hatiku dengan membiarkanku tetap berada disuatu tempat yang jauh untuk mencintaimu.
Jauh sebelum kau merindukanku, aku sudah bisa melupakanmu. Aku berjanji :)

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top