2

Ada yang Diam-diam


Ada yang diam-diam tersipu melengkungkan bibirnya dengan kaku, saat kikuk jumpa pertama denganmu. Begitu syahdu.

Ada yang kemudian duduk diam, usai dibuatmu lemas kakinya tak karuan, saat kau tegak menatapnya dengan pelan.

Ada yang diam-diam mengharap temu, saat gelak tawa lalu kemudian samar dan dirindukan.

Ada yang diam-diam tak henti melirik handphone. Berharap matanya mengeja nama yang bertengger disana. Lalu tiada.

Ada yang gentar hatinya menunggumu melaju. Saat pintu rumah terbuka begitu mudah. Kau sudah diambangnya.

Ada yang kemudian berselimut takut. Sesaat dengan perlahan kau mulai diam-diam menghilang. Dia gusar tak karuan.

Ada yang sebegitu mudah meniti jalan baru, sesaat ketika nyaman sudah digenggam. Dan kau menjauh perlahan.

Percayalah, tuan.

Meski melangkah paling hati-hati, ada saatnya hati terluka lagi. Terjatuh padamu, dan menjadikanmu obat takutku adalah salah. Menjadikanmu tujuan agar kaki akhirnya lelah bermain-main dimasa lalu, bahwa duniaku bukan hanya tentang itu. Sudah berakhir.
Semoga kau tak lekang menjauh sebab mencari nyaman-nyaman yang lain. Akhirnya aku harus mundur dan kembali pada jalanku sendiri. Terima kasih singgah sebentar, nyamanku.

2 komentar:

Sajakrerindu mengatakan...

Wah wah, makin keren aja nih tulisan Izzah ^_^
Jadi pengen nulis lagi kayak dulu. hehe

Unknown mengatakan...

Duh thanks mas. Ini juga izzah masih belajar lg hehe. Iya nulis lagi aja mas hehe

Posting Komentar

Back to Top