Tak pernah seperti ini sebelumnya, mampu bertahan selama itu dengan perasaan yang masih sama. Tak pernah kuminta bahkan. Smua mengalun seperti halnya harus berjalan. Berjuta gerimis kecil yang ada dimata, tertahan hingga suatu ketika ada masanya menggumpal dan tak tertahan hingga menetes. Itulah hal yang bisa aku lakukan ketika kuat pun tak mampu kurengkuh. Aku terjatuh dalam dan rasanya enggan mengobatinya. Aku tertahan pada suatu masa dimana kutemukan cinta yang membuat hariku berwarna. Salahku memang, tak pernah mencoba membuka hati hingga akhirnya aku tak temukan yang lebih dari ini. Hingga akhirnya aku masih terpaku pada sosok ini dan enggan menemukan yang lain.
Aku, perempuan yang mengulum khayalan dan harapan yang begitu besar serta menahan pedihnya rasa. Itulah aku, bertahan dengan berjuta rasa yang menyeruak menggerogoti kekuatan hati hingga tak sempurna lagi. Aku lemah. Aku merasa sendiri.
Satu kata terakhir yang benar-benar aku ingat darimu adalah, “pergi”
Setelah banyak tanya yang aku lontarkan dan hanya dengan 1 kata itu kamu menjawabnya.
Aku diam, dan mulai lagi gerimis kecil dimataku muncul dan tak tertahan hingga menetes. Terkumpul sebuah perasaan dan harapan yang enggan terucap dengan jelas dimulutku. Aku tetap diam, dan meresapi tetessan air mata ini. Entahlah apalagi yang bisa aku lakukan selain menikmati kesedihan dan kesakitan ini? Selain diam dan menyesali cinta yang sudah kujaga sejauh ini. Rasaku ingin menahanmu tuk tetap tinggal disini, mengisi hariku lagi. Rasaku ingin menahanmu tuk menikmati cintaku lagi. Rasaku ingin menahanmu tuk tetap tinggal direlung hati dan memintamu untuk jangan pergi.
Tertatih ku rangkai kata demi kata dalam hatiku sambil menahan sesakku. “Bolehkan kuminta kau jangan pernah pergi?!”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diposting oleh






0 komentar:
Posting Komentar